Welcome


Rabu, 02 November 2011

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT SWINE INFLUENZA (FLU BABI)

SWINE INFLUENZA (FLU BABI)


By : Farida Kumalasari (10101001034)



Resume

Influensa babi merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang sangat menular, disebabkan oleh virus influensa tipe A yang termasuk dalam orthomyxovirus. [1]. Virus itu tidak ada hubungan dengan wabah pada babi.[1]  Virus itu hanya dideteksi dari manusia.[1]  Dari anĂ¡lisis genetik virus asal manusia itu ternyata materi genetiknya lebih menyerupai virus influenza asal babi dibandingkan dengan virus asal orang.[1,2]  Karena itulah virus itu disebut swine influenza (flu babi). Sementara ini lembaga kesehatan hewan dunia (OIE) menggunakan istilah ilmiah Influenza A (H1N1) Amerika Utara.[2] Tahun kemunculan ditambahkan untuk membedakan dengan virus lain dengan subtipe yang sama[11]. Penyakit influensa babi belum pernah ada di Indonesia, tetapi penyakit ini harus selalu diwaspadai mengingat banyak penyakit babi baru-baru ini didiagnosis di Indonesia [1]


BAB I Pendahuluan 
Epidemiologi Flu Babi

Pada pertengahan Maret 2009, Meksiko mengalami wabah penyakit pernapasan dan laporan meningkatnya pasien denganpenyakit seperti influenza (ILI) di beberapa daerah, khususnya dalam sebuah komunitas kecil di negara bagian Veracruz[12,13]. Pada tanggal 23 April, beberapa kasus penyakit pernafasan akut di Meksiko dikonfirmasi disebabkan oleh strain baru virus influenza A (H1N1) (Pandemi (H1N1) 2009 virus)[12,13,14].
Pada tanggal 17 April, dua kasus penyakit pernapasan demam pada anak-anak juga dilaporkan di California dekat perbatasan Meksiko yang Pusat Amerika Serikat 'untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) bertekad untuk menjadi disebabkan oleh virus pandemi (H1N1) 2009 [15,16 ]. Penyebaran infeksi yang cepat mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tingkat siaga pandemi enam tertinggi mungkin [17]. Pada 6 Juli 2009, pandemi (H1N1) 2009 virus telah menyebar ke enambenua yang mengakibatkan 94.512 kasus dikonfirmasidan 429 kematian [18].

I.1 Data Kasus Penyakit Flu Babi Dunia, Nasional, Sumsel, dan Palembang


Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyatakan bahwa pandemi flu babi terjadi setelah bulan Agustus 2010, lebih dari setahun setelah penyebaran virus baru di seluruh dunia, memicu panik dan membunuh ribuan orang [2]. Berikut data kasus Flu Babi di dunia : Tabel [4]
20th century flu pandemics
Pandemic
Year
People infected (approximate)
Estimated deaths worldwide
1918–1919
33% (500 million)[184]
20–100 million[185][186][187]
>2.5%[188]
1956–1958
?
2 million[187]
<0.1%[188]
1968–1969
?
1 million[187]
<0.1%[188]
Every year
mainly A/H3N2, A/H1N1, and B
5–15% (340 million – 1 billion)[189]
250,000–500,000 per year[176]
<0.1%[190]
Swine flu
2009–2010
> 622,482 (lab-confirmed)[191]
14,286 (lab-confirmed;[t 2]ECDC)[151]
18,036 (lab-confirmed;
[t 2]WHO)[17]
0.

Table (5)
SCROLL TO RIGHT FOR SOURCES
Deaths, confirmed swine flu
Deaths per million population
Confirmed cases (last updated 26/01/2010)
Infection rate per million people
Indonesia
10
0.04
1098
4.77

Anda bisa mengakses https://spreadsheets.google.com/pub?key=rFUwm_vmW6WWBA5bXNNN6ug untuk mendapatkan data kasus flu babi country by country lengkap tahun 2010.


Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, 15 provinsi di Indonesia yang telah menjadi tempat penyebaran flu babi adalah Bali, Banten,Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara,Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Jambi.[6] Total penderita influenza H1N1 mencapai 400 orang. [6]

I.2 Urgensi Penyakit Flu Babi Dalam Kesehatan Masyarakat
H1N1 memuat perpaduan materi genetik virus yang biasa ditemukan pada manusia, unggas, dan babi [23]. Penularan virus ini diperkirakan telah terjadi antar manusia, dan bukan hanya lewat kontak dengan binatang seperti terjadi dalam kasus virus flu burung [23]. Jika dugaan itu benar, dikhawatirkan flu babi akan menjadi pandemi yang sanggup membunuh jutaan manusia [23]. Mirip flu biasa, penyakit flu babi membuat penderitanya mengalami demam  tinggi [23] Penyakit ini juga menyebabkan lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat, atau sesak napas [23].

sumber: kesehatan.kompas.com
Grafik yang dikeluarkan oleh WHO ini menunjukkan sistem siaga terhadap wabah flu dalam 6 fase.
Saat muncul jenis baru flu yang memiliki kemampuan menyebar dari manusia ke manusia pihak berwenang mengawasi dengan seksama untuk melihat apakah memiliki potensi menyebabkan pandemi [24]. WHO memperingatkan kasus-kasus di Meksiko dan Amerika Serikat berpotensi menyebabkan pandemi global dan menegaskan situasi ini serius [24]. Akan tetapi, WHO mengatakan masih terlalu dini untuk menilai situasi ini secara akurat [24]. Saat ini, WHO mengatakan dunia hampir mendekati situasi pandemi flu dibandingkan tahun-tahun sejak 1968 – tingkat ancamannya adalah tiga dari skala enam [24]. Tidak ada yang tahu dampak pandemi penyakit ini sepenuhnya, namun para pakar memperingatkan korban tewas bisa mencapai jutaan orang di seluruh dunia [24]. Pandemi flu Spanyol, yang dimulai tahun 1819 dan juga disebabkan oleh virus H1N1, menewaskan jutaan orang [24].

BAB II Pembahasan
Epidemiologi Flu Babi

II.1. Triad Epidemiologi

1. Agent

1.1 Virus Influenza Tipe A (H1N1)
Badan Kesehatan Dunia, WHO, membenarkan bahwa setidaknya sejumlah kasus adalah versi H1N1 influenza tipe A yang tidak pernah ada sebelumnya [24]. H1N1 adalah virus yang menyebabkan flu musiman pada manusia secara rutin [24]. Namun versi paling baru H1N1 ini berbeda: virus ini memuat materi genetik yang khas ditemukan dalam virus yang menulari manusia, unggas dan babi [24]. Virus flu memiliki kemampuan bertukar komponen genetik satu sama lain, dan besar kemungkinan versi baru H1N1 merupakan hasil perpaduan dari berbagai versi virus yang berbeda yang terjadi di satu binatang sumber [24].
sumber : wikipedia
Virus H1N1 merupakan agent penyakit flu babi

1,2. Influenza Klasifikasi A

Virus influenzaA disub-klasifikasikan berdasarkan antigenisitas darihemagglutinins mereka (HA) dan neuraminidase (NA)molekul [19,20,21]. Saat ini ada 16 subtipe HA (H1 H16) dan 9 subtipe NA (N1-N9) [20].

1,3. Variabilitas antigenik Influenz
a A Virus

Virus influenza telah menunjukkan variasi dalam sifat antigenik ditandai selama bertahun-tahun, kebanyakan terjadi pada protein HA dan NA. Mekanisme untuk memproduksi keragaman termasuk antigenic drift - perubahan antigenik kecil dalam protein HA dan NA yang terjadi setiap tahun tetapi tidak menyebabkan perubahan dalam subtipe virus dan antigenic shift- yang melibatkan banyak perubahan dramatis dalam HAantigenik dan / atau sifat protein NA yang mengarah keperubahan dalam subtipe, misalnya, dari H1N1 H3N2[16,19,20,22].

2. Host

Host (Penjamu) dari penyakit flu babi adalah manusia, babi, ataupun hewan lainnya. Sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia. [1]
 sumber: wikipedia
Subtipe H1N1 lazim ditemukan di populasi babi

sumber: detiknews.com
Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi

sumber: zarneyspy-share4u.blogspot.com
Virus H1N1 dapat juga menginfeksi bebek

3. Environment

Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penularan flu babi antara lain lingkungan fisik seperti musim [1], Penyakit ini cenderung mewabah di musim semi dan musim dingin tetapi siklusnya adalah sepanjang tahun [24]. Ada banyak jenis flu babi dan seperti flu pada manusia penyakit ini secara konstan berubah [24].
                       
                         
II.2 Transmisi Penyakit Flu Babi

Penyebaran virus influensa dari babi ke babi dapat melalui kontak moncong babi, melalui udara atau droplet.[1] Faktor cuaca dan stres akan mempercepat penularan.[1] Virus tidak akan tahan lama di udara terbuka. [1] Penyakit bisa saja bertahan lama pada babi breeder atau babi anakan.[1]  Kekebalan maternal dapat terlihat sampai 4 bulan tetapi mungkin tidak dapat mencegah infeksi, kekebalan tersebut dapat menghalangi timbulnya kekebalan aktif. [1] Transmisi inter spesies dapat terjadi, sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia, demikian juga sub tipe H3N2 yang merupakan sub tipe lain dari influensa A. H1N1, H1N2 dan H3N2 merupakan ke 3 subtipe virus influenza yang umum ditemukan pada babi yang mewabah di Amerika Utara, tetapi pernah juga sub tipe H4N6 diisolasi dari babi yang terkena pneumonia di Canada [1].





Rute utama penularan adalah melalui kontak langsung antara hewan yang terinfeksi dan tidak terinfeksi [4] Ini kontak dekat sangat umum selama transportasi hewan.. Pertanian intensif juga dapat meningkatkan resiko penularan, karena babi yang dibesarkan dalam jarak yang sangat dekat satu sama lain [4]. Para transfer langsung dari virus mungkin terjadi baik oleh babi menyentuh hidung, atau melalui lendir kering. Transmisi udara melalui aerosol yang dihasilkan oleh babi batuk atau bersin juga merupakan sarana penting infeksi.[4] Virus ini biasanya menyebar dengan cepat melalui kawanan, menginfeksi semua babi hanya dalam beberapa hari[4].

 Manusia dapat terkena penyakit influenza secara klinis dan menularkannya pada babi. Kasus infeksi sudah dilaporkan pada pekerja di kandang babi di Eropa dan di Amerika [1] Beberapa kasus infeksi juga terbukti disebabkan oleh sero tipe asal manusia [1]. Penyakit pada manusia umumnya terjadi pada kondisi musim dingin [1]. Transmisi kepada babi yang dikandangkan atau hampir diruangan terbuka dapat melalui udara seperti pada kejadian di Perancis dan beberapa wabah penyakit di Inggris[1]. Babi sebagai karier penyakit klasik di Denmark, Jepang, Italy dan kemungkinan Inggris telah dilaporkan[1]. Kasus zoonosis yang dilaporkan menimpa wanita umur 32 tahun, pada bulan September 1988, orang tersebut dirawat di rumah sakit akibat pnemonia dan akhirnya meninggal 8 hari kemudian[1]. Dari hasil pemeriksaan ditemukan virus influensa patogen yang secara antigenik berhubungan dengan virus influenza babi [1]. Setelah diselidiki ternyata pasien tersebut 4 hari sebelum sakit mengunjungi pameran babi. Sementara itu, hasil pengujian HI pada orang yang datang pada pameran babi tersebut menunjukkan sebanyak 19 orang dari 25 orang (76%) mempunyai titer antibodi 20 terhadap flu babi [1]. Walaupun disini tidak terjadi wabah penyakit, namun terdapat petunjuk adanya penularan virus[1]




II.3 Riwayat Alamiah Penyakti X

1. Masa Inkubasi dan Klinis
                 Masa inkubasi virus H1N1 3 sampai 5 hari meski ada pula yang menyebutkan 2-3 hari(7). Gejala klinis yang tampak, antara lain suhu tubuh mencapai 41 derajat celcius sampai 41,5 derajat celcius, gangguan pernafasan berupa batuk, bersin, susah bernafas, radang hidung, leleran hidung berlebih dan pneumonia (8). Babi tertular biasanya malas bergerak, saling bertumpuk, demam (sampai 41,5oC), rhinitis, leleran hidung, bersin, radang selaput mata (konjungtivitis) dan kehilangan berat badan, batuk hebat sampai punggung membusur, frekuensi nafas tinggi, sudah bernafas, dan pernafasan abdominal. Beberapa berkembang menjadi bronkopenumonia dan akhirnya mati. Tingkat kefatalan kasus kurang dari 1% (11)

2. Masa Laten dan Periode Infeksi
                       Masa laten virus H1N1 adalah 3-5 hari (7)Periode Infeksi pasien positif flu babi adalah sehari sebelum munculnya gejala sampai dengan 7 hari setelah muncul gejala (9)
sumber : wikipedia
Symptoms of Swine Flu

II.4 Pencegahan Penyakit Flu Babi


1. Cuci tangan secara teratur dengan air dan sabun sebelum menyentuh makanan, sebelum dan sesudah      makan, sebelum dan sesudah memegang bayi, dan setelah memegang sesuatu yang kotor [7]
2.  Hindari kontak langsung dengan penderita flu babi agar tidak tertular. [7]
3. Lakukan pola hidup sehat sepeti makan makanan gizi seimbang, tidur cukup, dan olahraga. [7]
4. Tidak ada bukti flu babi menular lewat konsumsi daging binatang yang terjangkit. Namun, daging itu harus dimasak matang, suhu 70C akan membunuh virus itu [24]


II.5 Pengobatan Penyakit Flu Babi

Tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit influensa[1].Hanya saja pengobatan dengan antibiotika seperti dengan penisilin, sulfadimidin atau mungkin antibiotik yang berspektrum luas dapat menghadang infeksi bakteri dalam mencegah infeksi sekunder [3]. Pemerintah Amerika mengatakan dua obat yang biasa digunakan untuk mengobati flu, Tamiflu dan Relenza, tampaknya efektif dalam mengatasi kasus-kasus yang terjadi sejauh ini [24]. Belum jelas keefektifan vaksin flu yang kini ada dalam melindungi manusia dari virus baru ini [24], karena secara genetik berbeda dengan jenis flu lain. Ilmuwan Amerika telah mengembangkan satu vaksin baru, namun diperlukan waktu untuk menyempurnakannya dan juga memproduksi dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan.
Perlakuan dapat menekan gejala klinis batuk dan anoreksia. Penyembuhan dilakukan secara simptomatis dan pengobatan dengan antimikrobial untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder [1]. Babi harus dipelihara dalam keadaan sanitasi yang baik, kondisi kandang yang memadai dan eradikasi cacing askaris dan cacing paru-paru[1]. Desinfektan dapat digunakan untuk melindungi hewan dari serangan kutu. Pada kasus-kasus penyakit yang dilakukan eradikasi, juga harus dilaksanakan pengurangan populasi dan restocking [1]

sumber: matanews.com
Lakukanlah pengobatan sesegera mungkin jika terindikasi penyakit flu babi

BAB III
Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan :

Flu babi (Swine Influenza) merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang sangat menular, disebabkan oleh virus influensa tipe A yang termasuk dalam orthomyxovirus [1]. Virus ini berasal dari Mexico dan telah menjadi pandemic di berbagai negara di dunia [1]. Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyatakan bahwa pandemi flu babi terjadi setelah bulan Agustus 2010, lebih dari setahun setelah penyebaran virus baru di seluruh dunia, memicu panik dan membunuh ribuan orang [2].
Badan Kesehatan Dunia, WHO, membenarkan bahwa setidaknya sejumlah kasus adalah versi H1N1 influenza tipe A yang tidak pernah ada sebelumnya [24]. H1N1 adalah virus yang menyebabkan flu musiman pada manusia secara rutin [24]. Namun versi paling baru H1N1 ini berbeda: virus ini memuat materi genetik yang khas ditemukan dalam virus yang menulari manusia, unggas dan babi [24]. Virus flu memiliki kemampuan bertukar komponen genetik satu sama lain, dan besar kemungkinan versi baru H1N1 merupakan hasil perpaduan dari berbagai versi virus yang berbeda yang terjadi di satu binatang sumber [24].
Agent penyakit flu babi terdiri atas virus Influenza tipe A, influenza Klasifikasi A,dan variabilitas antigenik Influenza A Virus.Host (Penjamu) dari penyakit flu babi adalah manusia, babi, ataupun hewan lainnya. Sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia[1]. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penularan flu babi antara lain lingkungan fisik seperti cuaca [1], Penyakit ini cenderung mewabah di musim semi dan musim dingin tetapi siklusnya adalah sepanjang tahun [24].
Penyebaran virus influensa dari babi ke babi dapat melalui kontak moncong babi, melalui udara atau droplet. Penyakit bisa saja bertahan lama pada babi breeder atau babi anakan.[1]  Kekebalan maternal dapat terlihat sampai 4 bulan tetapi mungkin tidak dapat mencegah infeksi, kekebalan tersebut dapat menghalangi timbulnya kekebalan aktif. [1] Transmisi inter spesies dapat terjadi, sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia, demikian juga sub tipe H3N2 yang merupakan sub tipe lain dari influensa A. H1N1, H1N2 dan H3N2 merupakan ke 3 subtipe virus influenza yang umum ditemukan pada babi yang mewabah di Amerika Utara, tetapi pernah juga sub tipe H4N6 diisolasi dari babi yang terkena pneumonia di Canada [1].
Masa inkubasi virus H1N1 3 sampai 5 hari meski ada pula yang menyebutkan 2-3 hari. (7) Gejala klinis yang tampak, antara lain suhu tubuh mencapai 41 derajat celcius sampai 41,5 derajat celcius, gangguan pernafasan berupa batuk, bersin, susah bernafas, radang hidung, leleran hidung berlebih dan pneumonia. Periode Infeksi pasien positif flu babi adalah sehari sebelum munculnya gejala sampai dengan 7 hari setelah muncul gejala (9)
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara : Cuci tangan secara teratur dengan air dan sabun sebelum menyentuh makanan, sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah memegang bayi, dan setelah memegang sesuatu yang kotor (7); Hindari kontak langsung dengan penderita flu babi agar tidak tertular. (7);Lakukan pola hidup sehat sepeti makan makanan gizi seimbang, tidur cukup, dan olahraga (7). Pengobatan flu babi antara lain 


Saran :

A.      Pemerintah harus selalu mengantisipasi penularan flu babi di Indonesia melalui pemeriksaan kesehatan di bandara,dermaga,dll.
B.      Pemerintah harus cepat tanggap dalam menangani kasus penyakit menular di Indonesia seperti flu babi karena hal itu merupakan tanggung jawab pemerintah.
C.     Kita sebagai warga masyarakat harus selalu waspada dan berupaya mencegah penyakit dengan cara menjaga pola hidup bersih dan sehat.




Reference

1. Syafriati,Tatty. Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis : Mengenal Penyakit Influensa Babi. Balai Penelitian Veteriner, Jl. RE Martadinata 30, PO Box 151, Bogor. 16114. (Serial on the Internet). Date: Availbale From : http://klikbatam.com/index.php/tips-healthy/1287-sekilas-mengenal-flu-babi
2. Situs Resmi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat (serial on the Internet). Date : 28 Oktober 2010. Available From : http://disnak.sumbarprov.go.id/index.php?disnak=berita&j=1&id=178
3. Solo Pos. WHO : Hampir 100.000 Kasus Flu Babi Terjadi Di Dunia. Date : 15 Juli 2009 Available From : http://www.solopos.com/2009/channel/internasional/who-hampir-100000-kasus-flu-babi-terjadi-di-dunia-1586
4.  Wikipedia. 2009 Flu Pandemic. Date : Available From : http://en.wikipedia.org/wiki/2009_flu_pandemic#Epidemiology
5. Swine Flu Case by Case. 2010. Available From : https://spreadsheets.google.com/pub?key=rFUwm_vmW6WWBA5bXNNN6ug
6. Seputar Indonesia. 15 Provinsi Terjangkit Flu Babi. 2009. (serial on the Internet) Date : 27 Juli 2009. Available From: http://www.civas.net/id/content/15-provinsi-terjangkit-flu-babi
7.  Abdi Susanto. Flu Babi : Segala sesuatu yang perlu anda tahu. Jakarta : Grasindo
8. Dinas Peternakan Gunung Kidul. Mengenal Penyakit Flu Babi. Date : 24 Mei 2011 Available From : http://peternakan.gunungkidulkab.go.id/berita-145-mengenal-penyakit-flu-babi.html
9.J.B Suharjo B. Cahyono. Flu Babi-Flu Burung.  2009. Yogyakarta: Kanisius.
Hal 50
10. Journal of Disaster Research Vol 5 No.4 2009
11. Pertanyaan Seputar Flu A (H1N1) Amerika Utara 2009 dan Penyakit Influenza pada Babi
12. CDC, “Outbreak of Swine-Origin Influenza A (H1N1) Virus Infection - Mexico, March-April 2009,” Morb. Mort. Wkly Rept., Vol.58, No.17, pp. 467-470, 2009.
13. [W. R. Gallaher, “Towards a sane and rational approach to management of influenza (H1N1) 2009,” Virol. J., Vol.6, pp. 51-7, 2009.
14. J. R. Kerr, “Swine Influenza,” J. Clin. Pathol., Vol.62, No.7, pp. 577-8, 2009.
15. CDC, “Swine Influenza A (H1N1) Infection in Two Children - Southern California, March-April 2009,” Morb. Mort. Wkly Rept., Vol.58, No.15, pp. 400-402, 2009.
16. J. S. Peiris, L. L. Poon, and Y. Guan, “Emergence of a Novel Swine-origin influenza A virus (S-OIV) H1N1 virus in humans,” J. Clin. Virol., Vol.45, No.3, pp. 169-73, 2009.
17. World Health Organization, “Current WHO Phase of Pandemic Alert; Current Phase of Alert in the Global Influenza Preparedness Plan,” 2009.
18. World Health Organization, “Pandemic (H1N1) 2009 - Update 58,” 2009. Updated on 2009/7/6 at 09:00GMT.

19. R. A. Lamb and R. M. Krug (Eds), “Orthomyxoviridae: The viruses and their replication,” in: D. Knipe, P. M. Howley, D. E. Griffin, R. A. Lamb, and M. A. Martin (Eds.), Fields Virology, 5th Ed., Lippincott Williams & Wilkins Press, Philadelphia, PA, USA, pp. 1647-1690, 2007.
20. M. Katz, “Influenza, In: Public Health and Preventive Medicine,” 15th ed., McGrawHill. New York, pp. 120-123, 2008.
21. R. G. Webster et al., “Evolution and Ecology of Influenza A Viruses,” Microbiological Reviews, Vol.56, No.1, pp. 152-179, 1992.
22. G. Neumann, T. Noda, and Y. Kawaoka, “Emergence and Pandemic Potential of Swine-origin (H1N1) Influenza Virus,” Nature, Vol.459, No.7249, pp. 931-9, 2009.
24.Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Available From : http://keslamsel.wordpress.com/2009/04/28/fakta-flu-babi/









1 komentar:

  1. Pertama melihat judul, saya langsung tertarik untuk membacanya. informasi ini sangat berharga bagi saya. Terima kasih telah berbagi.

    BalasHapus