A. RESUME
Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan didunia. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa hati yang sering menyebabkan penyakit hati kronis dan menempatkan orang pada risiko tinggi kematian dari sirosis hati dan kanker hati. Infeksi virus hepatitis B adalah masalah kesehatan global utama. Di seluruh dunia, dua miliar orang diperkirakan telah terinfeksi dengan virus hepatitis B (HBV), dan lebih dari 350 juta memiliki infeksi hati kronis (jangka panjang)(1,3,5).
Penyakit ini telah dianggap sebagai persoalan kesehatan masyarakat yang harus diselesaikan(5). Hal ini karena selain prevalensinya tinggi, virus hepatitis B dapat menimbulkan problema pasca akut bahkan dapat terjadi cirroshis hepatitis dan karsinoma hepatoseluler primer(5).
Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui darah/darah
produk yang mempunyai konsentrasi virus hepatitis B yang tinggi, melalui semen, melalui saliva, melalui alat-alat yang tercemar virus hepatitis B seperti sisir, pisau cukur, alat makan, sikat gigi, alat kedokteran dan lain-lain. Di Indonesia kejadian hepatitis B satu diantara 12-14 orang, yang berlanjut menjadi hepatitis kronik, chirosis hepatis dan hepatoma. Satu atau dua kasus meninggal akibat hepatoma(5). Maka diperlukan pencegahan sedini mungkin. Pencegahan yang dilakukan meliputi pencegahan penularan penyakit hepatitis B melalui Health Promotion dan pencegahan penyakit melalui pemberian vasinasi. Menurut WHO bahwa pemberian vaksin hepatitis B tidak akan menyembuhkan pembawa kuman (carier) yang kronis, tetapi diyakini 95 % efektif mencegah berkembangnya penyakit menjadi carier.
B. PENDAHULUAN
i. Data Kasus Penyakit Hepatitis B
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, lebih dari dua miliar penduduk dunia terinfeksi hepatitis B (HBV) dengan angka kematian 250.000 orang per tahun dan lebih dari 350 juta memiliki infeksi hati kronis (jangka panjang) (6,7). Hepatitis B endemik di China dan bagian lain di Asia. Kebanyakan orang di wilayah tersebut menjadi terinfeksi VHB selama masa kanak-kanak(7). Di wilayah ini, 8% sampai 10% dari populasi dewasa terinfeksi kronis(7). Kanker hati disebabkan oleh HBV adalah antara tiga penyebab pertama kematian dari kanker pada pria, dan penyebab utama kanker pada wanita(7).
Indonesia adalah negara dengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas tinggi yaitu lebih dari 8 persen yang sebanyak 1,5 juta orang Indonesia berpotensi mengidap kanker hati, hal ini berarti bahwa Indonesia termasuk daerah endemis penyakit hepatitis B dan termasuk negara yang dihimbau oleh WHO untuk melaksanakan upaya pencegahan (Imunisasi)(5,6).
Kasus Hepatitis B Menurut Rumah Sakit 1994-1996(5)
No | Rumah Sakit | 1994 | 1995 | 1996 |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 | RSCM (Jakarta) Pelni (Jakarta) St.Carolus (Jakarta) Husada (Jakarta) Hasan Sadikin (Bandung) Kariadi (Semarang) Roemani (Semarang) Dr. Soetomo (Surabaya) William Boot (Surabaya) M.Djamil (Padang) Yos Soedarso (Padang) Sanglah (Bali) Mataram W.Z. Yohanes (Kupang) | 12 99 30 107 15 59 6 50 14 0 9 45 27 9 | 12 140 28 203 19 53 21 47 19 18 10 27 33 16 | 6 69 35 13 11 46 14 22 10 9 2 18 11 6 |
491 | 662 | 278 |
NO | KECAMATAN | PUSKESMAS | JUMLAH KASUS PD3I | |||||
Hepatitis B | PERTUSIS | TETANUS | TETANUS NEONATORUM | CAMPAK | POLIO | |||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 |
1 | ILIR BARAT II | MAKRAYU | 0 | 0 | 0 | 0 | 3 | 0 |
0 | 0 | 0 | 0 | 3 | 0 | |||
2 | GANDUS | GANDUS | 0 | 0 | 0 | 0 | 4 | 0 |
0 | 0 | 0 | 0 | 4 | 0 | |||
3 | SEBERANG ULU I | 1 ULU | 0 | 0 | 0 | 0 | 1 | 0 |
4 ULU | 0 | 0 | 0 | 0 | 17 | 0 | ||
7 ULU | 0 | 0 | 0 | 1 | 0 | 0 | ||
PEMBINA | 0 | 0 | 0 | 0 | 6 | 0 | ||
OPI | 0 | 0 | 0 | 1 | 2 | 0 | ||
0 | 0 | 0 | 2 | 26 | 0 | |||
4 | KERTAPATI | KERAMASAN | 0 | 0 | 0 | 0 | 3 | 0 |
KERTAPATI | 0 | 0 | 0 | 0 | 9 | 0 | ||
0 | 0 | 0 | 0 | 12 | 0 | |||
5 | SEBERANG ULU II | NAGASWIDAK | 0 | 0 | 0 | 0 | 1 | 0 |
TAMAN BACAAN | 0 | 0 | 0 | 0 | 4 | 0 | ||
0 | 0 | 0 | 0 | 5 | 0 | |||
6 | PLAJU | PLAJU | 0 | 0 | 0 | 0 | 9 | 0 |
0 | 0 | 0 | 0 | 9 | 0 | |||
7 | ILIR BARAT I | KAMPUS | 0 | 0 | 0 | 0 | 4 | 0 |
PAKJO | 0 | 0 | 0 | 0 | 2 | 0 | ||
PADANG SELASA | 0 | 0 | 0 | 0 | 8 | 0 | ||
SEI BAUNG | 0 | 0 | 0 | 1 | 9 | 0 | ||
0 | 0 | 0 | 1 | 23 | 0 | |||
8 | BUKIT KECIL | 23 ILIR | 0 | 0 | 0 | 0 | 13 | 0 |
MERDEKA | 0 | 0 | 0 | 0 | 26 | 0 | ||
0 | 0 | 0 | 0 | 39 | 0 | |||
9 | ILIR TIMUR I | ARIODILAH | 0 | 0 | 0 | 0 | 2 | 0 |
DEMPO | 0 | 0 | 0 | 0 | 14 | 0 | ||
TALANG RATU | 0 | 0 | 0 | 0 | 3 | 0 | ||
0 | 0 | 0 | 0 | 19 | 0 | |||
10 | KEMUNING | BASUKI RAHMAT | 0 | 0 | 0 | 0 | 4 | 0 |
SEKIP | 0 | 0 | 0 | 0 | 18 | 0 | ||
0 | 0 | 0 | 0 | 22 | 0 | |||
11 | ILIR TIMUR II | 5 ILIR | 0 | 0 | 0 | 0 | 2 | 0 |
11 ILIR | 0 | 0 | 0 | 0 | 14 | 0 | ||
BOOM BARU | 0 | 0 | 0 | 0 | 16 | 0 | ||
KENTEN | 0 | 0 | 0 | 0 | 25 | 0 | ||
SABOKINGKING | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | ||
0 | 0 | 0 | 0 | 57 | 0 | |||
12 | KALIDONI | BUKIT SANGKAL | 0 | 0 | 0 | 0 | 7 | 0 |
KALIDONI | 0 | 0 | 0 | 0 | 7 | 0 | ||
SEI SELINCAH | 0 | 0 | 0 | 0 | 4 | 0 | ||
0 | 0 | 0 | 0 | 18 | 0 | |||
13 | SAKO | MULTI WAHANA | 0 | 0 | 0 | 0 | 5 | 0 |
0 | 0 | 0 | 0 | 5 | 0 | |||
14 | SEMATANG BORANG | SAKO | 0 | 0 | 0 | 0 | 9 | 0 |
0 | 0 | 0 | 0 | 9 | 0 | |||
15 | SUKARAME | SOSIAL | 0 | 0 | 0 | 0 | 8 | 0 |
SUKARAMI | 0 | 0 | 0 | 0 | 13 | 0 | ||
TALANG BETUTU | 0 | 0 | 0 | 0 | 1 | 0 | ||
0 | 0 | 0 | 0 | 22 | 0 | |||
16 | ALANG ALANG LEBAR | PUNTI KAYU | 0 | 0 | 0 | 0 | 1 | 0 |
0 | 0 | 0 | 0 | 1 | 0 | |||
JUMLAH KOTA PLG | 0 | 0 | 0 | 3 | 274 | 0 |
Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kota Palembang 2009 (4).
ii. Urgensi Penyakit
Walau bukan penyebab kematian langsung, namun penyakit hepatitits menimbulkan masalah pada usia produktif, pada saat seharusnya mereka menjadi sumber daya pembangunan. Karena itu Indonesia mengusulkan resolusi Hepatitis Virus diangkat menjadi isu dunia, dan telah diterima(9).
Pada tahun 2009, 177 negara melaporkan bahwa mereka telah termasuk vaksin hepatitis B ke dalam program nasional imunisasi bayi mereka (dua dari negara-negara dilaporkan memperkenalkan di bagian negara saja). Ini adalah kenaikan besar dibandingkan dengan 31 negara pada tahun 1992, tahun bahwa Majelis Kesehatan Dunia mengesahkan resolusi untuk merekomendasikan vaksinasi global melawan hepatitis B (1).
C. ISI
i. Triad Epidemiologi
a. Agen (5)
Penyebab Hepatitis B adalah virus hepatitis B termasuk DNA virus. Virus hepatitis B atau partikel Dane merupakan partikel bulat berukuran 42nm dengan selubung fosfolipid (HbsAg) (2,5). Virus Hepatitis B terdiri atas 3 jenis antigen yakni HBsAg, HBcAg, dan HBeAg.
Berdasarkan sifat imunologik protein pada HBsAg, virus dibagi atas 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw, dan ayr yang menyebabkan perbedaan geografi dalam penyebarannya.Subtype adw terjadi di Eropah, Amerika dan Australia. Subtype ayw terjadi di Afrika Utara dan Selatan. Subtype adw dan adr terjadi di Malaysia, Thailand, Indonesia. Sedangkan subtype adr terjadi di Jepang dan China.
b. Host (5)
Adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbul serta perjalanan penyakit hepatitis B.
Faktor penjamu meliputi:
· Umur
Hepatitis B dapat menyerang semua golongan umur. Paling sering pada bayi dan anak (25 -45,9 %) resiko untuk menjadi kronis, menurun dengan bertambahnya umur dimana pada anak bayi 90 % akan menjadi kronis, pada anak usia sekolah 23 -46 % dan pada orang dewasa 3-10% (Markum, 1997). Hal ini berkaitan dengan terbentuk antibodi dalam jumlah cukup untuk menjamin terhindar dari hepatitis kronis.
· Jenis Kelamin
Berdasarkan sex ratio, wanita 3x lebih sering terinfeksi hepatitis B Dibanding pria.
· Mekanisme Pertahanan Tubuh
Bayi baru lahir atau bayi 2 bulan pertama setelah lahir lebih sering terinfeksi hepatitis B, terutama pada bayi yang sering terinfeksi hepatitis B, terutama pada bayi yang belum mendapat imunisasi hepatitis B. Hal ini karena sistem imun belum berkembang sempurna.
· Kebiasaan Hidup
Sebagian besar penularan pada masa remaja disebabkan karena aktivitas seksual dan gaya hidup seperti homoseksual, pecandu obat narkotika suntikan, pemakaian tatto, pemakaian akupuntur.
· Pekerjaan
Kelompok resiko tinggi untuk mendapat infeksi hepatitis B adalah dokter, dokter bedah, dokter gigi, perawat, bidan, petugas kamar operasi, petugas laboratorium dimana mereka dalam pekerjaan sehari-hari kontak dengan penderita dan material manusia (darah, tinja, air kemih).
KELOMPOK RESIKO TINGGI TERKENA HEPATITIS B(5)
1. lndividu yang karena profesi / pekerjaannya atau lingkungannya relatif lebih sering ketularan, misal : petugas kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat,
bidan), petugas laboratorium, pengguna jarum suntik, wanita tuna susila, pria homoseksual, supir, dukun bayi, bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi hepatitis B.
2. Individu dengan kelainan sistem kekebalan selular, misal penderita hemofilia,
hemodialisa, leukemia limfositik, penderita sindroma Down dan penderita yang mendapat terapi imunosupresif.
ii. Transmisi Hepatitis B
iv. PENCEGAHAN PENULARAN HEPATITIS B (5)
v. Pengobatan
a. Lingkungan (5)
Merupakan keseluruhan kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi perkembangan hepatitis B. Yang termasuk faktor lingkungan adalah:
§ Lingkungan dengan sanitasi yang jelek.
§ Daerah dengan angka prevalensi VHB nya tinggi.
§ Daerah unit pembedahan: Ginekologi, gigi, mata.
§ Daerah unit laboratorium.
§ Daerah unit Bank Darah.
§ Daerah tempat pembersihan.
§ Daerah dialisa dan transplantasi.
§ Daerah unit perawatan penyakit dalam.
ii. Transmisi Hepatitis B
Mode transmisi adalah sama bagi human immunodeficiency virus (HIV), tetapi HBV adalah 50 sampai 100 kali lebih menular seperti HIV, VHB dapat bertahan hidup di luar tubuh setidaknya selama 7 hari. Selama waktu itu, virus tetap dapat menyebabkan infeksi jika memasuki tubuh orang yang tidak terinfeksi. (7)
« Sumber Penularan Virus Hepatitis B. (5)
Dalam kepustakaan disebutkan sumber penularan virus Hepatitis B
berupa:
§ Darah
§ Saliva
§ Kontak dengan mukosa penderita virus hepatitis B
§ Feces dan urine
§ Lain-lain: Sisir, pisau cukur, selimut, alat makan, alat kedokteran yang terkontaminasi virus hepatitis B. Selain itu dicurigai penularan melalui
nyamuk atau serangga penghisap darah.
« Cara penularan virus Hepatitis B (5)
Penularan infeksi virus hepatitis B melalui berbagai cara yaitu :
a. Parenteral : dimana terjadi penembusan kulit atau mukosa misalnya melalui tusuk jarum atau benda yang sudah tercemar virus hepatitis B dan pembuatan tattoo
b. Non Parenteral : karena persentuhan yang erat dengan benda yang tercemar virus hepatitis B.
Secara epidemiologik penularan infeksi virus hepatitis B dibagi 2 cara penting yaitu:
a. Penularan vertikal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari ibu yang HBsAg positif kepada anak yang dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal. Resiko terinfeksi pada bayi mencapai 50-60 % dan bervariasi antar negara satu dan lain berkaitan dengan kelompok etnik.
b. Penularan horizontal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidap virus hepatitis B kepada orang lain disekitarnya, misalnya: melalui
hubungan seksual.
iii. Riwayat Penyakit
iii. Riwayat Penyakit
Masa inkubasi virus adalah 90 hari rata-rata, tetapi dapat bervariasi dari sekitar 30 sampai 180 hari. HBV dapat dideteksi 30 sampai 60 hari setelah infeksi dan menetap selama periode variabel luas waktu. (7)
Respon sel tubuh manusia pada infeksi virus dapat menyebabkan keadaan berikut:
1) Tidak terjadi proses peradangan dan sel hati masih berfungsi normal, tetapi produksi virus berlangsung terus yang disebut dengan infeksi persisten (pasien tetap sehat dengan titer HbsAg yang tinggi). (3)
2) Terjadi proses peradangan sel hati dan sintesis virus ditekan, yang disebut dengan hepatitis akut. (3)
3) Terjadi proses peradangan yang berlebihan, dan keadaan ini akan menyebabkan kerusakan sel hati, yang disebut dengan hepatitis fulminan(3). Bentuk ini sekitar 1 % dengan gambaran sakit berat dan sebagian besar mempunyai prognosa buruk dalam 7-10 hari, lima puluh persen akan berakhir dengan kematian. Adakalanya penderita belum menunjukkan gejala ikterus yang berat, tetapi pemeriksaan SGOT memberikan hasil yang tinggi pada pemeriksaan fisik hati menjadi lebih kecil, kesadaran cepat menurun hingga koma, mual dan muntah yang hebat disertai gelisah, dapat terjadi gagal ginjal akut dengan anuria dan uremia(5).
4) Terjadinya proses yang tidak sempurna, yaitu proses peradangan dan sintesis virus berjalan terus, yang disebut sebagai hepatitis kronis(3). Kira-kira 5-10% penderita hepatitis B akut akan mengalami Hepatitis B kronik. Hepatitis ini terjadi jika setelah 6 bulan tidak menunjukkan perbaikan yang mantap(5).
Terdapat 3 fase perkembangan penyakit, yaitu :
1. Fase Praikterik (prodromal) (3,5)
Gejala non spesifik, permulaan penyakit tidak jelas, demam tinggi, anoreksia, mual, nyeri didaerah hati disertai perubahan warna air kemih menjadi gelap.
Pemeriksaan laboratorium mulai tampak kelainan hati (kadar bilirubin serum, SGOT dan SGPT, Fosfatose alkali, meningkat).
2. Fase lkterik(3,5)
Gejala demam dan gastrointestinal tambah hebat disertai hepatomegali dan splenomegali. timbulnya ikterus makin hebat dengan puncak pada minggu kedua. setelah timbul ikterus, gejala menurun dan pemeriksaan laboratorium tes fungsi hati abnormal. Air seni berwarna seperti teh, kulit menguning, serta keluhan menguat.
3. Fase Penyembuhan (3,5)
Fase ini ditandai dengan menurunnya kadar enzim aminotransferase. pembesaran hati masih ada tetapi tidak terasa nyeri, pemeriksaan
laboratorium menjadi normal.
iv. PENCEGAHAN PENULARAN HEPATITIS B (5)
Pencegahan dapat dilakukan dengan melalui tindakan Health Promotion baik pada host maupun lingkungan dan perlindungan khusus terhadap penularan.
à. Health Promotion terhadap host berupa pendidikan kesehatan, peningkatan higiene perorangan, perbaikan gizi, perbaikan sistem transfusi darah dan mengurangi kontak erat dengan bahan-bahan yang berpotensi menularkan
virus VHB.
à. Pencegahan virus hepatitis B melalui lingkungan, dilakukan melalui upaya: meningkatkan perhatian terhadap kemungkinan penyebaran infeksi VHB melalui tindakan melukai seperti tindik, akupuntur, perbaikan sarana kehidupan di kota dan di desa serta pengawasan kesehatan makanan yang meliputi tempat penjualan makanan dan juru masak serta pelayan rumah makan.
à. Perlindungan Khusus Terhadap Penularan Dapat dilakukan melalui sterilisasi benda-benda yang tercemar dengan pemanasan dan tindakan khusus seperti penggunaan sarung tangan bagi petugas kesehatan, petugas laboratorium yang langsung bersinggungan dengan darah, serum, cairan tubuh dari penderita hepatitis, juga pada petugas kebersihan, penggunaan pakaian khusus sewaktu kontak dengan darah dan cairan tubuh, cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita pada tempat khusus selain itu perlu dilakukan pemeriksaan HbsAg petugas kesehatan (Onkologi dan Dialisa) untuk menghindarkan kontak antara petugas kesehatan dengan penderita
PENCEGAHAN PENYAKIT
Pencegahan penyakit dapat dilakukan melalui immunisasi baik aktif maupun pasif
1. Immunisasi Aktif
Pada negara dengan prevalensi tinggi, immunisasi diberikan pada bayi yang lahir dari ibu HBsAg positif, sedang pada negara yang prevalensi rendah immunisasi diberikan pada orang yang mempunyai resiko besar tertular(5). Tujuan utamanya adalah prevalensi HBsAg kurang dari 1% pada anak usia 5 tahun atau lebih(8). Strategi kunci untuk mencapai tujuannya adalah imunisasi bayi universal dengan tiga dosis vaksin hepatitis B, dengan dosis pertama, selanjutnya disebut sebagai dosis lahir, diberikan dalam waktu 24 jam setelah kelahiran(8). Intervensi harus diteruskan bahkan setelah tujuan telah dicapai(8). Vaksin hepatitis diberikan secara intra muskular sebanyak 3 kali dan memberikan perlindungan selama 2 tahun(5).
Program pemberian sebagai berikut(5):
Dewasa:Setiap kali diberikan 20 µg IM yang diberikan sebagai dosis awal, kemudian diulangi setelah 1 bulan dan berikutnya setelah 6 bulan.
Anak :Diberikan dengan dosis 10 µg IM sebagai dosis awal , kemudian diulangi
setelah 1 bulan dan berikutnya setelah 6 bulan.
Umur | Antigen |
2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan | BCG, Polio 1, DPT 1 HB 1, Polio 2, DPT 2 HB 2, Polio 3, DPT 3 HB 3, Polio 4, Campak |
Umur | Antigen |
0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 7 bulan 9 bulan | BCG, Polio 1, HB 1 HB 2, Polio 2, DPT 1 Polio 3, DPT 2 Polio 4, DPT 3 HB 3 Campak |
2. Immunisasi Pasif(5)
Pemberian Hepatitis B Imunoglobulin (HBIG) merupakan immunisasi pasif dimana daya lindung HBIG diperkirakan dapat menetralkan virus yang infeksius dengan menggumpalkannya. HBIG dapat memberikan perlindungan terhadap
Post Expossure maupun Pre Expossure. Pada bayi yang lahir dari ibu, yang HBsAs positif diberikan HBIG 0,5 ml intra muscular segera setelah lahir (jangan lebih dari 24 jam). Pemberian ulangan pada bulan ke 3 dan ke 5. Pada orang yang
terkontaminasi dengan HBsAg positif diberikan HBIG 0,06 ml/Kg BB diberikan dalam 24 jam post expossure dan diulang setelah 1 bulan.
v. Pengobatan
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah(10) . Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi(10).
a. Pengobatan oral yang terkenal adalah(10) ;
- Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
- Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
- Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.
b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah(10) ;
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
a. Pengobatan oral yang terkenal adalah(10) ;
- Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
- Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
- Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.
b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah(10) ;
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
D. KESIMPULAN
Hepatitis B merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang perlu segera ditanggulangi, mengingat prevalensi yang tinggi dan akibat yang ditimbulkan
hepatitis B.
Penularan hepatitis B terjadi melalui kontak dengan darah / produk darah, saliva, semen, alat-alat yang tercemar hepatitis B dan inokulasi perkutan dan
subkutan secara tidak sengaja. Penularan secara parenteral dan non parenteral serta vertikal dan horizontal dalam keluarga atau lingkungan.
Resiko untuk terkena hepatitis B di masyarakat berkaitan dengan kebiasaan hidup yang meliputi aktivitas seksual, gaya hidup bebas, serta
pekerjaan yang memungkinkan kontak dengan darah dan material penderita.
Pengendalian penyakit ini lebih dimungkinkan melalui pencegahan dibandingkan pengobatan yang masih dalam penelitian. Pencegahan dilakukan
meliputi pencegahan penularan penyakit dengan kegiatan Health Promotion dan Spesifik Protection, maupun pencegahan penyakit dengan imunisasi aktif dan pasif.
SARAN
Hepatitis B berasal dari infeksi virus hepatitis B, seperti yang kita tahu bahwa pengobatan virus lebih susah maka lebih diutamakan pencegahan. Pencegahan yang dilakukan meliputi pencegahan penularan penyakit hepatitis B melalui Health Promotion dan pencegahan penyakit melalui pemberian vasinasi.
DAFTAR PUSTAKA
2. Sastrawinata, Ucke Sugeng. 2008. Virologi Manusia. Bandung: Penerbit PT Alumni
3. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasan. Jakarta : Penerbit Erlangga
4. Profil Kesehatan Kota Palembang 2009, Dinas Kesehatan Kota Palembang diakses dari http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen35-37.pdf
5. Siregar, Fazidah Aguslina. Hepatitis B ditinjau dari Kesehatan Masyarakat dan Upaya Pencegahan. FKM USU. Jurnal online http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3706/1/fkm-fazidah.pdf
6. Harian Kompas http://health.kompas.com/read/2011/07/26/09381955/Indonesia.Peringkat.Ketiga.Pengidap.Hepatitis
8. Manju Rani, Baoping Yang and Richard Nesbit. Hepatitis B controlled by 2012 in
The WHO Pacific Region: Rationale and implications http://www.who.int/bulletin/volume/87/9/08-059220/en/
9. LEMBAR FAKTA HEPATITIS http://www.depkes.go.id/hepatitis/index.php/component/content/article/34-press-release/799-lembar-fakta-hepatitis.html
Terima kasih infonya, izin copy yah
BalasHapusnice
BalasHapusThank for sharing this impressive blog. See list of hepatitis B medicines
BalasHapusTadarise 20 can be used for treating ED in males, and assists in relaxing the blood vessels of the penis, thereby increasing blood flow in a 100% natural reaction. Tadarise 20mg is a drug that increases blood flow within the penis in the course of sexual stimulation. This results in an insemination. The drug can aid men who have an erection that is not working at the time of sexual stimulation.
BalasHapusOther Pills for ED
Vidalista 80
Kamagra Polo
How does Iverheal 12mg works?
BalasHapusWhen you are taking Iverheal 12, the salt Ivermectin dissolves in the frame and begins off evolving to characteristic after a couple of minutes. When the salt dissolves, it starts to look for parasites in the frame and binds with them. The drug has the most big impact at the parasites’ nerves and muscle cells. They both get paralyzed or die due to this. In one way or every other, their development within the body includes a halt, and the immune gadget reactivates.
Thanks for sharing the information. This information is very useful for the people. Please keep try posting. Abirakast 250mg tablets
BalasHapusThe low intensity form of shockwave therapy is relatively safe. There is no need for anesthesia or downtime. It is done in an office setting in short sessions, usually 20 minutes long. The results of the treatment can be seen in as few as five to ten sessions.
BalasHapusED Pills: Cenforce Soft
Cenforce Professional - Since times immemorial man has been trying to search, explore new ways to make his sex or love life more interesting or pleasure seeking.
BalasHapusA healthy lifestyle is also vital in overcoming ED pills Cenforce 200. For example, losing weight can improve a man's erectile dysfunction symptoms. Using FDA-approved medications, men can lose five to fifteen percent of their initial weight within the first four weeks. They are also encouraged to participate in physical activity, such as walking or jogging. A healthy lifestyle is the best way to get an erection when you need it.
BalasHapusInjection therapy is a common treatment for a variety of erection problems, including nerve, blood vessel, and psychological conditions. The procedure involves injecting a small amount of medication into one side of the penis. The medicine relaxes blood vessels, allowing more blood to flow to the penis. Since it was first introduced in the 1980s, injection therapy has become a popular choice for men suffering from erectile dysfunction pills Cenforce Pills.
BalasHapusA high percentage of men suffer from erectile dysfunction (ED). Many chronic medical conditions such as cardiovascular and neurological disease are linked with increased rates of ED pills Cenforce D. Additionally, older men are at an increased risk for vascular disease, which can affect the penis' storage capacity. Penile venous surgery may be the most effective treatment for ED in these circumstances. The procedure can restore erection in nearly 80 percent of patients.
BalasHapusGabantin 300 mgmedicine is useful for body pain. This medicine can also be used for muscle pain.
BalasHapusVidalista 40 is a Tadalafil tablet used for erectile dysfunction treatment and impotence in men. Buy Tadalafil online with fast delivery. Vidalista 40mg contains active ingredient Tadalafil or also knows as generic Cialis. Vidalista 40mg to ensure a long-lasting erection. Tadalafil 40 can be used to treat Erectile Dysfunction and sexual impotence.Vidalista 60drug is safe for treating every sexual issue. All sexual desires have elevated because of Vidalista 40mg and its doses. Many people are satisfied with the medication's outcomes.
BalasHapusVisit
Vidalista 10
Vidalista 20
Modalert has been granted FDA approval. It treats melancholy, anxiety, and other mental health disorders in addition to ADHD. Because you may Buy Modalert 200mg Online, your brain cells function better, allowing them to process information more quickly, retain information better, and pay attention for longer periods of time. Read on if you want to learn more about this remarkable drug or if you want to find out how to efficiently improve your memory and focus while also reducing stress.
BalasHapusThe manufacturing of the medicine is done for RSM Multilink LLP. Useful in providing intense sensual satisfaction, medicine is effective in improving sensual disorder in women.
BalasHapusPink Lady 100mg
Each Fildena 120 mg tablet contains 100mg of sildenafil citrate, along with other inactive ingredients
BalasHapusComfort and Durability: We understand the importance of comfort during long listening sessions. MyGALF offers Shokz headphones designed with user comfort and product durability in mind.
BalasHapusEfficiency & Reliability: We are committed to delivering your orders promptly, ensuring that your food arrives fresh and piping hot. Our efficient delivery network and real-time order tracking make your dining experience hassle-free.
BalasHapusThis website can offer different types of medications that are useful for different types of health issues treatment.
BalasHapusThe website also sends the tracking codes to the customers.
BalasHapusOur mission is to provide the highest quality nootropics that are safe, effective, and backed by rigorous research.
BalasHapusLooking for the best DSCR loans to finance your next commercial property? Whether you're expanding your portfolio or starting a new project, choosing the right DSCR commercial real estate loan is crucial. With the best DSCR loans, you can maximize your cash flow and secure financing based on your property's income potential. Understanding how DSCR commercial real estate financing works can make all the difference in successfully growing your investments. To know more visit: https://munshi.biz/borrowing/dscr-loans/
BalasHapusWhy Virtual CFO Services in Mumbai Are Gaining Popularity Among SMEs
BalasHapusThe growth operations management and the finance management of SMEs in Mumbai pose a challenge for the firms. Because of the higher cost, recruiting an exclusively full-time CFO for small businesses is impossible. Virtual CFO services in Noida and outsourced CFO services in Mumbai emerged more popular here. Virtual CFO services, much like outsourced CFO services in Mumbai, provide a small business with expert financial guidance and strategy at one-tenth the price of that service by a full-time CFO.
https://cfobridge.com/
In today's fast-paced business environment, gains in every action are what everybody is looking for. Shared CFO services have become an evolving solution, gaining popularity in India. This avant-garde approach allows businesses to acquire senior-level financial expertise without full-time overhead costs by a Chief Financial Officer. Shared CFO services help companies streamline their financial operations, make data-driven decisions, and scale up efficiently while staying financially agile.
BalasHapushttps://cfobridge.com/
One Touch Sugar Testing Machine: Revolutionizing Diabetes Management with EYVA
BalasHapusMonitoring blood sugar levels is critical for diabetes management, and conventional methods, though effective, often come with discomfort and repetitive costs. Enter the next-generation solution: EYVA, a one-touch sugar testing machine that transforms the blood glucose testing experience into a painless, efficient, and immersive process.
https://www.eyva.io/