Disentri merupakan peradangan pada usus besar. Gejala penyakit ini ditandai dengan sakit perut dan buang air besar encer secara terus-menerus (diare) yang bercampur lendir, nanah, dan darah.Berdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu disentri amuba dan disentri basiler. Disentri amuba disebabkan oleh infeksi parasit Entamoeba histolytica dan disentri basiler disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella.Bakteri tersebut dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air yang sudah terkontaminasi kotoran dan bakteri yang dibawa oleh lalat. Lalat merupakan serangga yang hidup di tempat yang kotor dan bau, sehingga bakteri dengan mudah menempel di tubuhnya dan menyebar di setiap tempat yang dihinggapi.
Bakteri masuk ke dalam organ pencernaan mengakibatkan pembengkakan hingga menimbulkan luka dan peradangan pada dinding usus besar. Inilah yang menyebabkan kotoran penderita sering kali tercampur nanah dan darah. Gejala yang akan dialami penderita disentri biasanya berupa mencret dan perut mulas, bahkan sering kali penderita merasakan perih di anus akibat terlalu sering buang air.
Serupa dengan penanganan penyakit gangguan pencernaan lainnya, penderita disentri harus segera mendapat asupan cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Dalam keadaan darurat, dehidrasi ringan dapat diatasi dengan pemberian oralit. Jika cairan yang hilang tidak segera tergantikan, dapat menyebabkan kematian pada penderita.
BAB I
PENDAHULUAN EPIDEMIOLOGI DISENTRI
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri,yakni: 1) sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus,2) berak-berak meperet, dan 3) tinja mengandung darah dan lendir1. Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa kuman penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan bersarang di bawahnya1.ltulah sebabnya pada akhir-akhir ini nama diare invasif lebih disukai oleh para ahli1.
Berdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi dua yaitu disentri amuba dan disentri basiler2. Penyebab yang paling umum yaitu adanya infeksi parasit Entamoeba histolytica yang menyebabkan disentri amuba dan infeksi bakteri golongan Shigella yang menjadi penyebab disentri basiler2.
Shigellosis adalah endemik di seluruh dunia di mana dia bertanggung jawab untuk sekitar 120 juta kasus disentri yang parah dengan darah dan lendir dalam tinja, mayoritas terjadi di negara berkembang dan melibatkan anak-anak kurang dari lima tahun. Sekitar 1,1 juta orang diperkirakan meninggal akibat infeksi Shigella setiap tahun, dengan 60% dari kematian yang terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun3. Dengan tidak adanya vaksin yang efektif yang tersedia, peningkatan frekuensi antimikroba-tahan strain Shigella di seluruh dunia telah menjadi sumber utama keprihatinan3.Selama survei dari 600.000 orang dari segala usia di Bangladesh, Cina, Pakistan, Indonesia, Vietnam dan Thailand, Shigellas terisolasi di 5% dari episode diare 60 000 terdeteksi antara 2000 dan 2004 dan sebagian besar isolat bakteri resisten terhadap amoksisilin dan kotrimoksazol3. Demikian pula, selama penelitian surveilans 36-bulan di sebuah distrik pedesaan di Thailand, di mana kejadian Shigellosis diukur untuk 4/1000/year dalam waktu kurang dari 5 tahun usia, 95% dari S sonnei dan flexneri S isolat resisten terhadap tetrasiklin dan kotrimoksazol, dan 90% dari isolat S flexneri juga resisten terhadap ampisilin dan kloramfenikol3. Temuan serupa dibuat di Jakarta Utara, Indonesia, dimana sebuah penelitian surveilans yang dilakukan antara Agustus 2001 dan Juli 2003 menemukan bahwa anak usia 1 sampai 2 tahun memiliki insiden tinggi Shigellosis (32/1000/year) dengan 73% sampai 95% dari isolat resisten terhadap ampisilin, trimetoprim-sulfametoksazol, kloramfenikol dan tetrasiklin3.
Di Indonesia, amoebiasis kolon banyak dijumpai dalam keadaan endemi. Prevalensi Entamoeba histolytica di berbagai daerah di Indonesia berkisar antara 10 – 18 %.Amoebiasis juga tersebar luas diberbagai negara diseluruh dunia4. Pada berbagai survei menunjukkan frekuensi diantara 0,2 – 50 % dan berhubungan dengan sanitasi lingkungan sehingga penyakit ini akan banyak dijumpai pada daerah tropik dan subtropik yang sanitasinyajelek.Di RRC, Mesir, India dan negeri Belanda berkisar antara 10,1 – 11,5%, di Eropa Utara 5– 20%, di Eropa Selatan 20 – 51% dan di Amerika Serikat 20%4.Frekuensi infeksi Entamoeba histolytica diukur dengan jumlah pengandung kista4.Perbandingan berbagai macam amoebiasis di Indonesia adalah sebagai berikut, amoebiasis kolon banyak ditemukan, amoebiasis hati hanya kadang-kadang amoebiasis otak lebih jarang lagi dijumpai4.
Infeksi amuba (amubiasis) menempati urutan ke 3 penyebab kematian karena infeksi parasit di dunia setelah malaria dan schistosomiasis.Amubiasis terjadi pada sekitar 12% penduduk dunia atau 50% penduduk di daerah tropis dan subtropis. Diperkirakan angka kematian 40.000-100.000 terjadi pada 40-50 juta pasien amubiasis tiap tahun. Kejadian itu seperti fenomena gunung es karena hanya I0-20% pasien amubiasis memberikan gejala klinis. Insidens amubiasis tinggi di negara berkembang antara lain Meksiko, Afrika Selatan dan Barat, Amerika Selatan dan Tengah, Bangladesh, Thailand,India serta Vietnam.5
BAB II
PEMBAHASAN EPIDEMIOLOGI DISENTRI
A. Disentri Basiler
1.Triad Epidemiologi
1.1.Agent
Disentri basiler disebabkan oleh Shigella spp .Shigella adalah binatang tidak bergerak, gram negatif, bersifat fakultatif anaerobik yang dengan beberapa kekecualian tidak meragikan laktosa tetapi meragikan karbohidrat yang lainnya, menghasilkan asam tetapi tidak menghasilkan gas6. Ada empat spesies Shigella, yaitu Shigella flexneri, Shigella dysentriae, Shigella boydii dan Shigella sonnei. Pada umumnya S. flexneri, S.Boydii dan S. dysentriae paling banyak ditemukan di negara berkembang seperti Indonesia6. Sebaliknya S. sonnei paling sering ditemukan dan S. dysentriae paling sedikit ditemukan di negara maju6.
Bakteri Shigella spp
1.2.Host
Shigelloides terdapat di mana-rnana tapi yang terbanyak terdapat di negara dengan tingkat kesehatan perorangan yang sangat buruk1.Manusia sendiri merupakan surnber penularan dan hospes alami dari penyakit ini, yang cara penularannya adalah secara oro- faecal1.
1.3.Environment
Disentri basiler ini umumnya terjadi ditempat-tempat dimana sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan rendah seperti di penjara, tempat penitipan anak, panti asuhan, rumah sakit jiwa dan pada tempat pengungsi yang padat6. Shigellosis endemis pada daerah iklim tropis maupun iklim sedang, kasus-kasus yang dilaporkan hanyalah sebagian kecil saja dari kasus, yang sebenarnya terjadi6.
2.Transmisi Disentri basiler
Penyebarannya dapat terjadi melalui kontaminasi makanan atau minuman dengan kontak langsung atau melalui vector, misalnya lalat6. Namun factor utama dari disentri basiler ini adalah melalui tangan yang tidak dicuci sehabis buang air besar6.
3.Riwayat Alamiah Disentri Basiler
1. Masa Inkubasi dan Klinis
Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul nyeri perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut berhubungan dengan kerja eksotoksin dalam usus halus5. Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen, demam, BAB berdarah, dan feses berlendir7. Gejala awal terdiri dari demam, nyeri abdomen, dan diare cair tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah 3 – 5 hari kemudian7. Lamanya gejala rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus yang lebih parah menetap selama 3 – 4 minggu. Shigellosis kronis dapat menyerupai kolitis ulseratif, dan status karier kronis dapat terjadi7.
2. Masa Laten dan Periode Infeksi
Setelah timbul gejala,sehari atau beberapa hari kemudian, karena infeksi meliputi ileum dan kolon, maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang encer tapi sering mengandung lendir dan darah6. Tiap gerakan usus disertai dengan “mengedan” dan tenesmus (spasmus rektum), yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah6. Demam dan diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada lebih dari setengah kasus dewasa6. Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan air dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan kematian6.Kebanyakan orang pada penyembuhan mengeluarkan kuman disentri untuk waktu yang singkat, tetapi beberapa diantaranya tetap menjadi pembawa kuman usus menahun dan dapat mengalami serangan penyakit berulang-ulang6. Pada penyembuhan infeksi, kebanyakan orang membentuk antibodi terhadap Shigella dalam darahnya, tetapi antibodi ini tidak melindungi terhadap reinfeksi6.
4.Pencegahan
Penyakit disentri basiler ini dapat dicegah dengan cara :
1. Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan teliti.
2. Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah.
3. Orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak menyiapkan makanan.
4. Memasak makanan sampai matang.
5. Selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara.
6. Mengatur pembuangan sampah dengan baik.
7. Mengendalikan vector dan binatang pengerat.
Sumber : http://yanuarariefudin.wordpress.com/2011/03/03/sudahkah-kita-menerapkan-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat/
Biasakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Menjaga Kebersihan Lingkungan
5.Pengobatan
Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4-7 hari6. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral 6. Pada pasien dengan diare berat disertai dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapat dilakukan Rehidrasi Oral maka harus dilakukan Rehidrasi Intravena 6. umumnya pada anak kecil terutama bayi lebih rentan kehabisan cairan jika diare. Untuk infeksi berat Shigella dapat diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk ampicilin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin6. Namun, beberapa Shigella telah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika yang sedikit-sedikit untuk melawan shigellosis ringan6.
B.DISENTRI AMOEBA
1.Triad Epidemiologi
1.1.Agent
Amubiasis ialah infeksi pada usus besar disebabkan oleh Entamoeba histolytica2. Pada sebagian manusia, merupakan carrier asimtomatik, tetapi penyakitnya bervariasi dari diare ringan yang kronis sampai disentri berat.
Amebae berasal dari filum Sarcomastigophora, order Amoebida,dan Famili Amoebidae8.Amebae memiliki karakteristik umum berupa gerak ameboid yang ditimbulkan oleh adanya pseudopodia yang bertindak sebagai alat lokomotornya8. Hampir semua amebae memiliki dua bentuk, yakni bentuk trofozoit dan kista8. Bentuk trofozoit adalah bentuk yang aktif bergerak, makan dan bereproduksi, namun tidak mampu bertahan di luar tubuh hospes8. Bentuk kista adalah bentuk yang dorman, tahan tanpa makan, dan bertanggung jawab terhadap penularan penyakit8.Dari sekian banyak amebae intestinal, hanya Entamoeba histolytica yang bersifat patogen, sedangkan yang lainnya non patogen8.
Entamoeba histolytica
individual trophozoites from feces
individual cysts from feces
1.2.Host
Manusia merupakan host dan reservoir utama dari Disentri amoeba.Adapun daur hidup dari Entamoeba histolytica adalah Setelah tertelan, kista akan mengalami eksistasi di ileum bagian bawah menjadi trofozoit kembali. Trofozoit kemudian memperbanyak diri dengan cara belah pasang8.Trofozoit kerap mengalami enkistasi (merubah diri menjadi bentuk kista)8. Kista akan dikeluarkan bersama tinja. Bentuk trofozoit dan kista dapat dijumpai di dalam tinja, namun trofozoit biasanya dijumpai pada tinja yang cair8.Entamoeba histolytica bersifat invasif, sehingga trofozoit dapat menembus dinding usus dan kemudian beredar di dalam sirkulasi darah (hematogen)8.
1.3.Environment
Entamoeba histolytica tersebar sangat luas di dunia8. Penularan umumnya terjadi karena makanan atau minuman yang tercemar oleh kista ameba8. Penularan tidak terjadi melalui bentuk trofozoit, sebab bentuk ini akan rusak oleh asam lambung8. Kista Entamoeba histolytica mampu bertahan di tanah yang lembab selama 8-12 hari, di air 9-30 hari, dan di air dingin (4ºC) dapat bertahan hingga 3 bulan8. Kista akan cepat rusak oleh pengeringan dan pemanasan 50ºC8.
Makanan dan minuman dapat terkontaminasi oleh kista melalui cara-cara berikut ini:
1. persediaan air yang terpolusi
2. tangan infected food handler yang terkontaminasi
3. kontaminasi oleh lalat dan kecoa
4. penggunaan pupuk tinja untuk tanaman
5. higiene yang buruk, terutama di tempat-tempat dengan populasi tinggi, seperti asrama, rumah sakit, penjara, dan lingkungan perumahan
2.Transmisi Disentri amoeba
Manusia adalah sumber utama infeksi dari amoebiasis, sepanjang kista masih dikeluarkan melalui tinja penderita amoebiasis kronis atau asimtomatis, masa periode waktu penularan dapat bertahan sampai beberapa tahun lamanya.Sumber infeksi terutama “carrier“ yakni penderita amoebiasis tenpa gejala klinis yang dapat bertahan lama megeluarkan kista yang jumlahnya ratusan ribu perhari4. Bentuk kista tersebut dapat bertahan diluar tubuh dalam waktu yang lama4. Kista dapat menginfeksi manusia melalui makanan atau sayuran dan air yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung kista4.Infeksi dapat juga terjadi dengan atau melalui vektor serangga seperti lalat dan kecoa (lipas) atau tangan orang yang menyajikan makanan (food handler) yang menderita sebagai “carrier”, sayur-sayuran yang dipupuk dengan tinja manusia dan selada buah yang ditata atau disusun dengan tangan manusia4. Bukti-bukti tidak langsung tetapi jelas menunjukkan bahwa air merupakan perantara penularan. Sumber air minum yang terkontaminasi pada tinja yang berisi kista atau secara tidak sengaja terjadi kebocoran pipa air minum yang berhubungan dengan tangki kotoran atau parit4.Penularan diantara keluarga sering juga terjadi terutama pada ibu atau pembantu rumah tangga yang merupakan “carrier”, dapat mengkontaminasi makanan sewaktu menyediakan atau menyajikan makanan tersebut4.
3.Riwayat Alamiah Disentri amoeba
1.Masa Inkubasi dan Klinis
Masa akut penderita yang diserang Entamoeba histolytica terjadi pada masa inkubasi antara 1-4 minggu, yang ditandai dengan disentri berat, feses sedikit berdarah,nyeri dan demam,dehidrasi,toksemia,kelemahan badan nampak nyata,pemeriksaan jumlah leukosit berkisar antara 7.000-20.000/mm3 dan ditemukannya bentuk tropozoit pada feses encer penderita.
Masa inkubasi dapat terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa bulan8.Amebiasis dapat berlangsung tanpa gejala(asimtomatis)8. Penderita kronis mungkin memiliki toleransi terhadap parasit, sehingga tidak menderita gejala penyakit lagi8. Dari hal ini berkembang istilah symptomless carrier.Gejala dapat bervariasi, mulai rasa tidak enak di perut (abdominal discomfort) hingga diare8.Gejala yang khas adalah sindroma disentri, yakni kumpulan gejala gangguan pencernaan yang meliputi diare berlendir dan berdarah disertai tenesmus8.
2.Masa Laten dan Periode Infeksi
Amoebiasis yang akut mempunyai masa tunas 1 – 14 minggu4. Dengan adanya sindrom disentri berupa diare yang berdarah dengan mukus atau lendir yang disertai dengan perasaan sakit perut dan tenesmusani yang juga sering disertai dengan adanya demam4. Amoebiasis yang menahun dengan serangan disentri berulang terdapat nyeri tekan setempat pada abdomen dan terkadang disertai pembesaran hati4. Penyakit menahun yang melemahkan ini mengakibatkan menurunnya berat badan4.Amoebiasis ekstra intestinalis memberikan gejala sangat tergantung kepada lokasi absesnya4. Yang paling sering dijumpai adalah amoebiasis hati disebabkan metastasis dari mukosa usus melalui aliran sistem portal4. Sering dijumpai pada orang-orang dewasa muda dan lebih sering pada pria daripada wanita dengan gejala berupa demam berulang, kadang-kadang disertai menggigil, icterus ringan, bagian kanan diafragma sedikit meninggi, sering ada rasa sakit sekali pada bahu kanan dan hepatomegali4. Abses ini dapat meluas ke paru-paru disertai batuk dan nyeri tekan intercostal, pleural effusion dengan demam disertai dengan menggigil4.Pada pemeriksaan darah dijumpai lekositosis kadang-kadang amoebiasis hati sudah lama diderita tanpa tanda-tanda dan gejalanya khas yang sukar didiagnosa4. Infeksi amoeba di otak menunjukkan berbagai tanda dan gejala seperti abses atau tumor otak4. Sayang sekali infeksi seperti ini baru didiagnosa pada autopsi otak4. Amoebiasis ekstra intestinalis ini dapat juga dijumpai di penis, vulva, perineum, kulit setentang hati atau kulit setentang colon atau ditempat lain dengan tanda-tanda suatu ulkus dengan pinggirnya yang tegas, sangat sakit dan mudah berdarah4.
5.Pencegahan
Pencegahan penyakit amoebiasis terutama ditujukan kepada kebersihan perorangan (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan (environmental hygiene)4. Kebersihan perorangan antara lain adalah mencuci tangan dengan bersih sesudah mencuci anus dan sebelum makan.Kebersihan lingkungan meliputi:memasak air minum, mencuci sayuran sampai bersih atau memasaknya sebelum dimakan, buang air besar dijamban, tidak menggunakan tinja manusia untuk pupuk, menutup dengan baik makanan yang dihidangkan untuk menghindari kontaminasi oleh lalat dan lipas, membuang sampah ditempat sampah yang ditutup untuk menghindari lalat4.Untuk menurunkan angka sakit, maka perlu diadakan usaha jangka panjang berupa pendidikan kesehatan dan perbaikan sanitasi lingkungan dan usaha jangka pendek berupa penyuluhan kesehatan dan pembersihan kampung halaman secara serentak (gotong royong) dan juga dengan pengobatan massal ataupun invidivual4.
Banyak cara dalam penularan parasit ini, dan banyak pula cara untuk menanggulanginya.
1. Setiap penderita harus diobati, termasuk symptomless carrier
2. Karena media air sangat penting peranannya dalam penularan, maka perlu diperhatikan kebersihan suplai air minum. Hal ini akan berhubungan dengan jarak jamban dari sumur
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
4. Menghindari penggunaan pupuk tinja untuk tanaman
Membiasakan Cuci tangan pakai sabun
6.Pengobatan
Beberapa obat amoebiasis yang penting adalah :
Emetin Hidroklorida.
Obat ini berkhasiat terhadap bentuk histolitika. Pemberian emetin ini hanya efektif bila diberikan secara parenteral karena pada pemberian secara oral absorpsinya tidak sempurna4.Toksisitasnya relatif tinggi, terutama terhadap otot jantung4. Dosis maksimum untuk orang dewasa adalah 65 mg sehari4. Lama pengobatan 4 sampai 6 hari4.Pada orang tua dan orang yang sakit berat, dosis harus dikurangi4. Pemberian emetin tidak dianjurkan pada wanita hamil, pada penderita dengan gangguan jantung dan ginjal4.Dehidroemetin relatif kurang toksik dibandingkan dengan emetin dan dapat diberikan secaraoral4. Dosis maksimum adalah 0,1 gram sehari, diberkan selama 4 – 6 hari4. Emetin dan dehidroemetin efektif untuk pengobatan abses hati (amoebiasis hati)4.
Klorokuin.
Obat ini merupakan amoebisid jaringan, berkhasiat terhadap bentuk histolytica4. Efek samping dan efek toksiknya bersifat ringan antara lain, mual, muntah, diare, sakit kepala4. Dosis untuk orang dewasa adalah 1 gram sehari selama 2 hari, kemudian 500 mg sehari selama 2 sampai 3 minggu4.
Anti Biotik.
Tetrasiklin dan eritomisin bekerja secara tidak langsung sebagai amebisid dengan
mempengaruhi flora usus4. Peromomisin bekerja langsung pada amoeba. Dosis yang dianjurkan adalah 25 mg/kg bb/hari selama 5 hari, dierikan secara terbagi4.
Metronidazol (Nitraomidazol).
Metronidazol merupakan obat pilihan, karan efektif terhadap bentuk histolytica dan bentuk kista4. Efek samping ringan, antara lain, mual, muntah dan pusing4. Dosis untuk orang dewasa adalah 2 gram sehari selama 3 hari berturut-turut dan diberikan secara terbagi4.
Kesimpulan dan Saran
1.Kesimpulan
Penyakit disentri merupakan peradangan pada usus besar. Gejala penyakit ini ditandai dengan sakit perut dan buang air besar encer secara terus-menerus (diare) yang bercampur lendir, nanah, dan darah.
1. Berdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu disentri amuba dan disentri basiler. Disentri amuba disebabkan oleh infeksi parasit Entamoeba histolytica dan disentri basiler disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella.
2. Bakteri tersebut dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air yang sudah terkontaminasi kotoran dan bakteri yang dibawa oleh lalat. Lalat merupakan serangga yang hidup di tempat yang kotor dan bau, sehingga bakteri dengan mudah menempel di tubuhnya dan menyebar di setiap tempat yang dihinggapi.
3. Pencagahan yang harus dilakukan :
· Dengan mencegah kontaminasi makanan dan air, sayur yang dicuci dengan air hangat, pemakaian tablet yang mengeluarkan yodium di dalam air minum (klor dalam bentuk halazon tak efektif) merupakan cara yang berguna.
· Perbaikan sanitasi umum
4. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
5. Mengendalikan vector dan binatang pengerat.
2.Saran
Adapun saran penulis kepada para pembaca adalah hendaknya menjaga kontaminasi makanan dan air, sayur yang dicuci dengan air hangat,membiasakan hidup dengan menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti menjaga kebersihan perorangan dengan selalu mencuci tangan memakai sabun setelah memegang sesuatu dan selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Daftar Pustaka
1.Simanjuntak, C.H., Epidemiologi Disentri, http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_EpidemiologiDisentri.pdf/08_EpidemiologiDisentri.pdf , diakses tanggal 24 Oktober 2011
2.Santosa, Calvin. Laporan Kasus Disentri Amoeba:Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak, http://www.scribd.com/doc/60322308/laporan-kasus-3-disentri, diakses tanggal 28 September 2011
3.WHO. Diarrhoeal Diseases (Updated February 2009), http://www.who.int/vaccine_research/diseases/diarrhoeal/en/index6.html , diakses tanggal 24 Oktober 2011
4.Rasmaliah.2001. EPIDEMIOLOGI AMOEBIASIS DAN UPAYA PENCEGAHANNYA, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3702/1/fkm-rasmaliah2.pdf ,diakses tanggal 26 Oktober 2011
5.Rozaliyani,Anna. et.al. Diagnosis dan Penatalaksanaan Epiema Amuba , indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/928/926 ,diunduh tanggal 28 Oktober 2011
6.Nathania ,Devi. Shigella dysentriae , http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/devi-nathania-0781141271.pdf ,diakses tanggal 26 Oktober 2011
7.Zein,Umar.et.al.2004.Diare Akut Disebabkan Bakteri, http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar5.pdf ,diakses tanggal 26 Oktober
8.Yulfi, Hemma. 2006. Protozoa Intestinalis, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3484/1/06001187.pdf ,diakses tanggal 26 Oktober 2011
saya semakin mengerti bahwa kesehatan adalah mutlak sangat penting
BalasHapusArtikelnya sangat bermanfaat sekali, ditunggu artikel yang lainnya
BalasHapusSaya minta izin untuk mengkopi satu bagian dari makalah ini
BalasHapus